Senin, 17 September 2012

Kartografi Dasar

PENGERTIAN KARTOGRAFIKartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1973). Dalam konteks ini peta dianggap termasuk semua tipe peta, plan (peta skala besar), charts, bentuk tiga dimensional dan globe yang menyajikan model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu. Peta menurut ICA (1973) adalah suatu interpretasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan. Kaena teknik pembuatan peta termasuk ke dalam kajian kartografi maka seorang kartografer haruslah bisa membuat peta, merancang peta (map layout), isi peta ( map content), dan generalisasi (generalization). Dalam hal ini pembuat peta harus jelas supaya bisa dibaca oleh orang lain atau pembaca peta.
Ilmu : penentuan ukuran kertas (A0, A1, A3 dan sebagainya), simbol yangdigunakan, ukuran pena / pensil / rapido yang digunakan dan jenis kertas yangdigunakan (kertas,kalkir, drafting film) dll.
Seni : penghalusan gambar, pewarnaan gambar, penggunaan symbol, penggunaanhuruf dll.
Teknik : pengeplotan objek (titik, pohon, bangunan dll.), interpolasi kontur (bilamenggunakan cara manual), pembuatan grid, sistem koordinat, legenda dll.
tujuan KARTOGRAFI : mengumpulkan dan menganalisis data dari hasilukuran dari berbagai pola / unsur permukaan bumi dan menyatakan secara grafis denganskala yang sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut dapat terlihat dengan jelas,mudah dimengerti dan dipahami.
SEJARAH PETA
1. Periode Awal
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.

2. Periode Pertengahan
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.

3. Periode Kejayaan

Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.

4. Periode Modern

Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).

PERNGERTIAN dan FUNGSI PETABermula dari ketersediaan peta, selanjutnya proses perencanaan dan pelaksanaanpekerjaan fisik (terutama) dapat berjalan dengan baik. Peta yang beredar di masyarakatcukup banyak ragamnya, tetapi belum tentu peta yang didapatkan sesuai dengan apa yang diinginkan. Misalnya saja pengguna peta ingin merencanakan suatu tempat untuk rencanapengolahan limbah industri serta lokasi pembuangannya. Untuk keperluan tersebutdidapatkan peta topografi dengan skala 1 : 50.000. Pertanyaannya apakah dengan petatersebut sudah cukup? ataukah masih membutuhkan peta lain yang lebih mengenai sasarandalam arti lebih besar skalanya, lebih banyak dan detail tampilan obyek-obyeknya dansebagainya.Sebelum membahas lebih jauh tentang peta, maka apa yang dimaksud dengan peta? Apa fungsi dan kegunaan peta? Peta merupakan sumber informasi. Sehingga denganadanya peta seharusnya orang menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelummendapatkan peta, tetapi kalau dengan keberadaan peta malah membauat orang menjaditidak mengerti dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan peta yang tidak ataukurang baik. Kurang baik disini diartikan sebagai kurang komunikatif, kurang teliti, kurangpenjelasan dan sejenisnya.Fungsi peta secara umum dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian utama yaitumemperlihatkan posisi (baik posisi horisontal maupun posisi vertikal dari suatu tempat),memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk dan menghimpun dan menseleksi.Sedangkan kegunaan peta antara lain untuk perencanaan peletakan bangunan-bangunanfisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), perencanaan peletakan mesin-mesin berat,perencanaan pematokan ( staking out ) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur dilapangan, hitungan volume dan luas, perencanaan tata ruang (RTRW, RDTRK, RTRK) dll.

PENGGOLONGAN PETA
1. Berdasarkan Sifat

  • Peta topografiPeta topografi dimaksudkan sebagai gambaran yang merupakan sebagian atauseluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar dengan cara tertentu danskala tertentu yang mencakup unsur-unsur alam saja, unsur buatan manusia sajaatau keduanya. Contoh unsur-unsur alam adalah gunung, sungai, danau, laut,vegetasi dan sebagainya. Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia adalahrumah, jembatan, gardu listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.
  • Peta tematik Peta tematik dimaksudkan sebagai peta yang memuat atau menonjolkan tema(unsur) tertentu. Walaupun temanya tertentu, tetapi sering peta tersebut membutuhkan "tempat" untuk wadah peta ini yaitu peta topografi. Oleh karena ituterkadang dalam peta tematik masih ada beberapa unsur pada peta topografi yangikut pada lembar peta tersebut.Contoh peta tematik:
  1. peta jaringan (jaringan pipa air minum, peta jaringan jalan, jaringantelekomunikasi, jaringan listrik, jaringan irigasi dll).
  2. peta ketinggian (kontur, Digital Terrain Model / Digital Elevation Model).
  3. peta tata guna lahan (land use) seperti sawah, hutan, kebun, ladang.
  4. peta penyebaran penduduk.
  5. peta batas administrasi, dll.
2. Berdasarkan MacamnyaPeta garis
Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yangselanjutnya dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkirataupun pada drafting film . Ada pula peta garis yang didapat dari foto udara yangdiproses dengan cara mengeplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa sehinggatergambar menjadi peta garis.
Peta foto
Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara padadaerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran padafoto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknyasumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yangdisebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum fotoyang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).

3. Berdasarkan Skala
Pembagian peta berdasarkan skalanya masih belum ada kesepakatan antara ahli. Salahsatu pendapat yang membagi peta berdasarkan skalanya, peta tersebut dikelompokkanmenjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
Skala besar
Peta dikatakan skala besar jika bilangan skalanya kurang dari atau sama dengan10000 atau skala 1 : 10000
Skala sedang
Peta dikatakan skala sedang jika bilangan skalanya lebih dari 10000 sampai dengankurang dari atau sama dengan 100000 atau skalanya antara 1 : 10000 > skalasedang 1 : 100000
Skala Kecil
Peta dikatakan skala kecil jika bilangan skalanya lebih besar dari 100000 atauskalanya < 1 : 100000

DESAIN dan TATA LETAK PETADesain peta memegang peranan penting dalam hal menciptakan peta yang menarik.Peta yang indah, menarik, warna-warni yang bagus perlu diperhatikan apakah peta tersebutmemang baik secara geometris maupun kartografis. Kalau tidak, maka peta tersebut hanyamerupakan "hiasan" saja tanpa memberi arti posisi dan informasi yang benar. Jadi petayang baik haruslah mencakup kebenaran dari segi geometris dan kartografis dan ditunjangadanya desain dan penampilan yang menarik. Untuk menghasilkan peta yang semacam inibarangkali relatif mahal dari segi biaya. Misalnya dengan adanya kombinasi warna, tentunyaakan lebih mahal dibanding dengan peta "hitam-putih".
2.5.1 Pertimbangan Dalam Mendesain Peta
Ada beberapa pertimbangan dalam mendesain peta, pertimbangan tersebut meliputimaksud dan tujuan peta, skala peta, penyajian symbol, proyeksi peta, warna yangdigunakan, jenis dan ukuran huruf dan angka serta tata letak informasi tepi. Oleh karena itubanyak sekali peta yang beredar di masyarakat dengan berbagai bentuk, simbol, warna danlain sebagainya. Hal ini sah-sah saja asal sesuai dengan kaidah kartografi yang berlaku yaitubahwa peta merupakan sumber informasi yang harus dapat membuat jelas bagipenggunanya, kebenaran geometris dan penyajian yang menarik.
2.5.2 Tata Letak Informasi Pada Peta
Setiap lembar peta yang disebut juga dengan blad peta, berisi beberapa informasiyang menerangkan tentang peta itu sendiri serta bagian-bagian atau tata letak dariinformasi yang menerangkan isi peta tersebut. Umumnya tata letak informasi pada petameliputi :
  • muka peta : tempat dimana seluruh gambar (yang dipetakan).
  • informasi batas : berada di daerah batas yang mencakup grid, graticule danarah/tujuan.
  • informasi tepi : mencakup skala (grafis, numeris), dasar tinggi, arah orientasi,nomor peta, lembar peta, jenis proyeksi, sejarah peta, referensi yang digunakan, sistemsatuan yang digunakan.
  • garis batas dan garis tepi.

Download Materi kartografi dasar pertemuan 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar